Mencoba memaknai hari-hari

Senin, 25 Februari 2008

Memilih PilihanNya

Terkadang hidup ini terasa rumit. Banyak hal yang terjadi tidak seperti harapan kita. Sebuah penegasan betapa Allah berkuasa mengatur segalanya sekaligus pembuktian betapa sepenuhnya kita hanya bisa bergantung kepada-Nya.
Setiap saat dalam kehidupan ini, kita pasti dihadapkan pada pilihan-pilihan yang bisa jadi terasa mudah atau sulit. Dikatakan mudah ketika pilihan itu memang seperti kehendak kita. Dalam hal ini biasanya kita tidak akan membutuhkan banyak waktu untuk menentukan keputusan, karena memang sudah 'klop' dengan harapan. Tetapi di saat yang lain akan menjadi pilihan yang sulit, karena pilihan itu tanpa disertai 'clue' yang memudahkan kita untuk menentukan keputusan. Kerumitan itu semakin terasa tatkala prasangka dan dugaan mulai bermunculan menjelma menjadi sebuah keraguan. Rumit, tetapi di sini justru sebenarnya kita sedang mengadakan pendekatan dengan Allah, sedang membentangkan jalan menuju-Nya, mengharap petunjuk dan pertolongan-Nya agar tidak salah memilih pilihan-Nya.
Seorang rekan pernah bertanya pada saya.
"Mbak, saya sedang dihadapkan pada pilihan yang sulit. Sesuatu yang rasanya tidak masuk akal. Bagaimana mungkin orang seperti saya ditawari menikah oleh Mr.X. Mbak kan tau bagaimana Mr. X itu. Perfect. Nggak sebanding dengan saya. Saya sudah mencoba menimbang-menimbang tetapi tidak ada juga nilai yang menjatuhkan beliau. Beliau tetap lebih tinggi dari saya. Jauh dan saya merasa tidak sepadan."
Hmm...kasus klise yang tetap menjadi kasus paling gress sepanjang jaman. Pikir saya. Tentang cerita rekan saya tadi rasanya bukan kasus yang baru dalam kehidupan. Perempuan memang berbeda dengan laki-laki. Perempuan selalu mengedepankan perasaan sementara kaum lelaki lebih mengedepankan logika. Dalam banyak hal, itu menjadi sebab kenapa ego perempuan selalu bisa dikalahkan dengan perasaan setiap kali berhadapan dengan persoalan laki-laki.
Saya katakan pada rekan saya tadi
"Sudah pernah membuat list kekurangan dan kelebihan anti? Terkadang kita tidak sadar bahwa kita mempunyai banyak kelebihan. Sesuatu yang membuat kita sulit menerima diri sendiri, mencintai diri sendiri dengan proporsional. Bagaimana anti bisa menerima orang lain kalau anti sendiri belum bisa menghargai diri sendiri?"
Beberapa saat ia terdiam, lalu ia bercerita lagi lebih kongkrit.
"Mbak, saya memang mengharapkan seorang Ali bin Abi Thalib yang datang kepada saya. Tetapi Ali yang sederhana, standar dan biasa-biasa saja. Saya tidak pernah menduga bahwa Ali yang akan datang kepada saya ternyata Ali yang sangat sempurna. Saya tidak meragukan kesholehannya, saya yakin ia bisa menjadi imam bagi saya. Saya juga tidak menemukan kekurangan pada kepribadiannya. Dia cerdas, baik, bijaksana, mandiri, bertanggung jawab, sederhana, gigih. Ia juga berasal dari keluarga sederhana yang baik. Soal finansial tidak menjadi prioritas saya. Satu hal saja yang membuat saya gamang. Dia berkulit putih, tinggi dan ganteng. Selama ini saya hanya mengharapkan orang yang standar, berkulit gelap dan biasa saja. Saya takut tidak bisa membahagiakannya dan tidak bisa diterima oleh keluarganya. Saya bingung, Mbak"
"Siapa itu Mr. X?" tanya saya.
"Bos saya" katanya lagi.
Sampai di sini saya terdiam. Bagaimana kalau saya berada pada posisinya, ya? Ah, tidak mau saya membayangkan hal itu akan terjadi pada saya. Yang saya hadapi saja sudah beragam persoalan. Tapi sedikit banyak ceritanya tadi terpikir juga oleh saya. Kalau soal bingung karena yang diharapkan lebih buruk dari harapan, itu soal biasa. Tapi kalau kebingungan karena yang diharapkan ternyata lebih baik dari harapan, rasanya agak langka.
Ketika saya meminta komentar adik saya tentang kasus rekan saya tadi, adik saya berkomentar lucu.
"Wah, kalau aku, mbak...bilang saja OKE. Repot amat. Dikasih yang bagus kok nolak" Katanya. Saya juga turut tergelak mendengarnya. Dasar ABG.
Suatu saat akhirnya saya jawab pertanyaannya dengan diplomatis (menurut saya sih). Saya katakan padanya
"Menurut saya, tidak pernah ada yang salah dengan pemberian Allah. Apa pun pemberianNya baik berupa ujian atau hadiah adalah wujud tarbiyah dariNya bagi hambaNya. Supremasi kebahagiaan tertinggi adalah ketika kita bisa mencintai orang lain dengan tulus tanpa pamrih, mencintai diri sendiri dengan proporsional, mencintai Allah dengan penuh loyalitas dan merasa yakin selalu dicintaiNya.
Saya tidak tahu bagaimana dan apa alasan Mr. X memilih anti atas dasar integritas, fisik, kecerdasan atau ketaatan kepada Allah atau alasan lainnya karena saya bukan laki-laki apalagi menghadapi persoalan pelik yang harus dijalani seumur hidup seperti ini. Yang saya yakini adalah bahwa pilihan apa pun yang diberikanNya kepada kita menghendaki kita untuk menentukan pilihan sesuai dengan pilihan Allah. Masalahnya kita tidak tahu apa pilihanNya itu? Kalau saja pilihanNya mudah ditebak tentu kita tidak membutuhkan kesepakatanNya. Tetapi Allah selalu menawarkan kesepakatan-kesepakatanNya agar kita selalu dekat denganNya dan selalu merasa membutuhkanNya. Terkadang DIA tidak setuju dengan permintaan sederhana yang kita ajukan dan justru memberi ujian berupa pilihan yang bagi kita terlalu sempurna. Pada akhirnya terlebih kita wanita, membutuhkan penerimaan, saya rasa lelaki juga begitu sih... jadinya pilihan yang sempurna tadi justru terasa menyulitkan. Merasa tidak sepadan. Sebenarnya pada persoalan ini kita tidak butuh pertimbangan orang lain. Kita hanya butuh petunjukNya agar amenuntun kita menentukan pilihan yang dipilihkanNya. Maka mendekatlah padaNya. DIA bangga ketika kita merasa membutuhkanNya dan yakinlah bahwa kita akan mendapatkan keputusan yang sesuai denganNya untuk mengatakan 'ya' atau 'tidak' asal kita tidak melepaskan kebergantungan kita seutuhnya kepada Allah".
Selanjutnya tergantung kepada kita apakah kita menyepakati pilihanNya atau justru memilih jalan lain yang barangkali bukan jalan terbaik menurutNya. Semoga, dengan kebergantungan yang utuh kepada Allah, apa pun yang kita temui dalam kehidupan ini, suka duka, bahagia, musibah dan sebagainya bisa kita terima dengan penuh keridhoan.
Allahualam bisshowab.

My Favourite Film

  • The Message
  • Vertical Limit
  • Turtle can Fly
  • The Kite Runner
  • The Purshuit of Happynes
  • Ie Grand Voyage
  • Sang Murabby

My Favourite Books

  • Tetralogi Laskar Pelangi
  • A Thousand Splendid Suns
  • The Kite Runner

Acara TV Favourite

  • Akhirnya Datang Juga
  • Wisata Kuliner
  • Cinta Fitri, hehehe
  • e-Lifestyle
  • Padamu Negeri
  • Apa Kabar Indonesia
  • Kick Andy
  • Todays Dialogue
  • The nanny 911

Bagaimana pendapat anda tentang blog ini?