Saudaraku,
Saat gusarnya hati melanda, terasa sulitnya jalan keluar terbuka, seolah tak terasa satupun keteduhan di mata, siapakah yang kita cari dan pinta? Saat semua wajah bermuram durja, kehangatan persaudaraan terasa hampa, kebencian di hati senantiasa membahana, siapakah yang berkuasa membalik duka?
Saudaraku,
Dialah Allah SWT!
Tuhan Yang Maha Pemurah, yang kasih-Nya tiada terbatas terhadap seluruh makhluk-Nya.
Dia-lah Allah SWT!
Yang Rahmat-Nya senantiasa mendahului murka-Nya.
Dia-lah Allah SWT!
Tuhan Yang Maha indah dengan segala keindahan-Nya, yang mengutus seorang teladan terbaik bagi dunia, Rasulullah Muhammad SAW, yang keagungan akhlak beliau disebutkan sendiri oleh Allah SWT. Tiada Dia mengutus beliau selain sebagai Rahmat untuk semesta alam, yang rasa sayangnya terhadap umatnya tiada terhingga, yang pengorbanan kita dan beliau tak akan pernah mampu diukur rata.
Sesungguhnya Dia-lah Allah SWT!
Yang senantiasa rindu untuk mendengar pinta hamba-hamba-Nya…
***
Ya Allah,
Tuhan yang mengutus Baginda Rasulullah terkasihPalingkanlah selalu hati kami hanya kepada Engkau dan Rasul-MuJanganlah biarkan kebencian merasuk di hati kamiMeski terbersit sekedar sekejap waktu
Ya Allah,
Tuhan Yang Maha Memelihara setiap insanBetapa kami lupa untuk selalu melihat ke dalam diriSemut di seberang begitu terang dalam pandanganSedangkan gajah di pelupuk mata sedikitpun tak teramati
Ya Allah,
Terlalu lama kami lupa ‘tuk kembaliSelalu terbuai dengan nikmatnya egoisme diriPadahal kubur kami senantiasa menantiseolah kematian berada digenggaman kami
Ya Allah,
Tuhan Yang berkuasa menyelamatkan nabi Yunus dari gelapnya perut ikanTuhan yang berkuasa mendinginkan api yang membakar Sayyidina Ibrahim ‘alaihissalamKeluarkan kami dari kehinaan memperturutkan hawa nafsuKeluarkan kami dari cinta dunia yang mencegah kami menggapai taatSelamatkan kami dari derasnya arus kebencian para pendengkiHujani kami dengan butiran hidayah dan Rahmat dari-Mu
Ya Allah Ya Salaam, tiada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau, Sesungguhnya kami termasuk orang-orang yang zhalim…
***
Mencoba memaknai hari-hari
Sabtu, 02 Agustus 2008
Dia-lah Allah! Tempatmu Bergantung!
Akhir Perjalanan
Saudaraku,
Sesungguhnya pergiliran itu akan terus berlaku. Sesungguhnya gerakan kehidupan ini akan sampai pada titik akhirnya. Apapun yang bernama makhluk bernyawa di dunia ini, pasti akan segera kembali kepada pemilik sejatinya.
Saudaraku,
Tidak sadarkah kita, bahwa ada satu hal yang begitu dekat dengan diri kita? Tidak sadarkah kita, bahwa sesungguhnya satu hal ini akan segera mendatangi kita? Benar. Dialah kematian. sesuatu yang dekat dan pasti akan menghampiri setiap makhluk bernyawa di permukaan bumi ini. Siapapun tidak akan mengetahui kapan dirinya akan dihampiri olehnya. dan siapapun tak akan sanggup untuk menangguhkan kehadirannya ketika ketetapan itu benar-benar telah sampai pada setiap jiwa.Saudaraku,
Tidak ada alasan bagi kita untuk menghindarinya. Tidak saudaraku! Tidak ada tempat bagi kita untuk bersembunyi dan mencoba lari darinya meskipun mencoba masuk ke dalam lubang semut yang kecil dan dalam sekalipun. Saat akhirnya giliran itu tiba, maka terputuslah setiap kelezatan yang selama ini pernah kita rasakan. Semua organ tubuh kita yang ada akan berhenti bekerja. Tak akan ada lagi mata yang dahulu mampu melihat. Tak akan ada lagi bibir yang dahulu fasih berucap. Tak ada lagi telinga yang dahulu mampu mendengar, dan tak satu kelebihan pun yang dahulu pernah kita banggakan akan terlihat pada saat itu. Yang tampak kini hanyalah sesosok jasad yang pucat, dingin dan terbaring kaku, di tengah tangisan keluarga tercinta yang pernah bersamanya. Kini, tak ada satupun yang pernah ia usahakan selama hidup, ikut menemani dan berangkat bersamanya. Bahkan, tak ada satu anggota keluarga pun yang bersedia menemaninya di pembaringan terakhirnya yang gelap dan sempit nanti.
Saudaraku,
Sesungguhnya tak ada yang akan menemani diri kita dalam kesendirian di alam kubur nanti selain amal sholeh yang pernah kita lakukan selama hidup. Sesungguhnya, tak ada yang akan menerangi gelapnya pembaringan kita nanti selain perbuatan baik yang pernah langgeng selama di dunia. Dialah yang akan menjadi teman sejati dan penghibur diri kita nantinya.
Saudaraku,
Bukan panjang atau pendeknya umur yang menjadi ukuran dalam perjalanan hidup ini. Bukan pula setumpuk harta dan segudang kemewahan yang akan menjadi bekal dalam perjalanan menuju tempat peristirahatan abadi nanti. Semua itu tidak lain merupakan sarana yang semestinya mampu kita sikapi dan manfaatkan dengan baik untuk dapat mencari keridhoan-Nya, dengan menggunakannya untuk mempermudah beramal sholeh dan memperbaiki diri.
Saudaraku,
Mari kita renungi bersama sisa usia yang masih diberikan-Nya saat ini. Semoga amal sholeh yang langgeng senantiasa menghiasi sisa usia kita, dimana kemanisan ketaatan tetap dapat mengiringi ketika giliran itu akhirnya tiba dan menghampiri, dan kita pun menghadap-Nya dalam keadaan yang baik, husnul khotimah. Insya Allah..
Allahumma inna nas aluka husnul khotimah, wa na’udzubika min su’il khotimah..
MEANING
Tak Sekedar Bahagia
Kamu Sudah Tahu, Maka Komitmenlah
Wahai diriku.…
Kamis, 31 Juli 2008
Ayah Jangan Marah
Ayah, pagi yang indah bukan?
Maka Ayah jangan marah pada hujan.
Karena setelah ini pasti ada pelangi.
Lihat aku, Ayah.
Tetap tersenyum menatap hujan...
lalu bermain di bawah rintiknya seperti dulu,
saat kecilku,
saat engkau ajarkan padaku agar kuat hadapi badai.
Agar tangguh diguyur deras.
Maka jangan menangis, Ayah.
Lihat aku, tetap melangkah menyapa hari.
Seperti katamu, kuatlah jalani hidup.
Hidup yang akan berarti bila berlapang hati.
Ayolah...
Ayah, aku rindu senyummu.
Jangan marah lagi pada hujan.
Bukankah hujan juga berkah?
Hanya saja kita sering lupa tuk menyadarinya.
Ayah... sebentar lagi Dhuha,
mari sama-sama kita lafazkan dzikir.
Lalu setelahnya kita tertawa penuh syukur
bahwa DIA masih menjaga kita hari ini.
Aku sayaaaaaaaaaaang sekali pada Ayah,
maka Ayah jangan marah.
Maafkan bila kugores luka pada hatimu berkali-kali,
tapi suatu saat Ayah akan melihat pelangi yang indah setelah hujan.
Ayah, jangan marah lagi.
Mari kita tuliskan kembali sejuta cita-cita indah untuk nanti,
yang akan membuat Ayah bangga.
Sudahlah, kita lupakan hujan deras tadi malam.
Ayah, jangan marah...
Bukankah sekarang hujan juga sudah reda?
Dongeng tak bertuan
Biarlah,
tetap saja melangkah
sampai lelah...
nanti juga akan kita temui jalan
tuk lebih arif artikan hidup
dan lebih bijak tapakkan kaki
Biarlah,
bila sekarang mengusung gamang
dalam bimbang...
nanti juga kau akan tahu
bahwa ada saatnya kita harus memilih
bukan yang sebaiknya kita pilih
tapi yang terbaik dalam pilihanNYA
Biarlah,
sementara ini aku di sini
menuliskan cerita-cerita tak bertuan
tentang dongeng si kancil
yang berlari kian kemari
lalu tercebur di kolam hingga tenggelam
Biarlah,
kita lihat saja nanti
kemana jalan ini berakhir.
Rabu, 30 Juli 2008
Senja Itu Jingga,
Jogja terlihat merah dalam tatapku kala itu
Seketika merona putih saat air wudhu
membasuh semburat wajahmu yang letih…
Dan kerlingmu yang ‘tabah’ tak bisa kulupa
Meski senyummu masih saja bicara
tentang inginmu tuk bahasakan krama
Aku mengerti,
Bahwa dadamu buncah tangis
Sebab sekerat beban menoreh payah langkahmu
Aku hanya bisa menepuk pundakmu dalam sekantung doa
Agar kita mampu tuntaskan amanah
Aku bangga padamu
‘sabarlah’
Kita memang sedang belajar dewasa
Menjadi orang tua
Dan,
Senja jadi jingga dalam tatapku
Ketika matahari sempurna kembali
Mari, kita pulang dulu
Hempaskan penat.
MULTI INFO
My Favourite Film
- The Message
- Vertical Limit
- Turtle can Fly
- The Kite Runner
- The Purshuit of Happynes
- Ie Grand Voyage
- Sang Murabby
My Favourite Books
- Tetralogi Laskar Pelangi
- A Thousand Splendid Suns
- The Kite Runner
Acara TV Favourite
- Akhirnya Datang Juga
- Wisata Kuliner
- Cinta Fitri, hehehe
- e-Lifestyle
- Padamu Negeri
- Apa Kabar Indonesia
- Kick Andy
- Todays Dialogue
- The nanny 911