Mencoba memaknai hari-hari

Jumat, 21 Maret 2008

Smart adalah...

Apa pendapat anda tentang kata Smart? Apakah menurut anda menjadi seorang yang sholeh or sholehah melulu berada di masjid? Mari kita lihat sejenak sebuah wacana tentang para sahabat Rasulullah yang ruhiyahnya luar biasa tapi juga potensinya teraktualisasi dengan baik. Ada pesan moral yang tidak boleh kita lupa dari wacana itu. Bahwa menjadi seorang yang sholeh dan sholehah semestinya juga kaya wawasan, cerdas, mampu mengaktualisasikan potensinya pada jalur-jalur yang benar. Siip, kita ikuti pembahasannya di bulan April insyaAllah
Banyak orang yang mendefenisikan kata smart dalam lingkup yang sempit, sesempit mereka mengartikan pengertian kata sholeh atau sholehah. Hal ini bisa dipahami, sebab setiap orang memiliki kapasitas pemikiran yang berbeda, meski memory pemikiran yang disediakan Tuhan bagi setiap orang sama.
Wacana tentang para sahabat adalah wacana tentang orang-orang smart. Secara sederhana smart itu bisa diartikan sebagai ‘pintar’ atau ‘cerdas’ dalam kemasan yang lebih kompleks. Artinya orang yang mampu mengaplikasikan misi yang ada di kepalanya sebagai karakter. Sementara misi itu terlebih dahulu dikemas sebgai sebuah system yang tertata. Orang-orang yang smart adalah orang yang memulai perjalanannya setelah terlebih dahulu mematok harga yang sesuai dengan rutenya sehingga kemudian setiap geraknya terasa bernilai.
Imam Ibnu Jauzi mengatakan bahwa “Siapa yang melihat akhir suatu perkara di akhir langkahnya, dengan mata hatinya, kelak akan beroleh hasil yang sangat baik dari perbuatannya dan akan selamat dari akibat buruknya.”
Kenapa para sahabat mampu memiliki potensi yang kuat tanpa harus kehilangan energi ruhiyah dan tidak perlu kehilangan misi utamanya sebab mereka memang ‘smart’, memiliki kualitas penataan diri yang terkonsep sesuai potensinya. Ia tahu apa kelebihan dan kekurangan dirinya dan tahu bagaimana menggunakan potensinya untuk kemanfaatan umat. Rahasianya terletak pada keimanan yang meretas horizontal dan vertical sekaligus sehingga pandangannya luas, tajam dan terang. Ia memulai langkahnya justru dari akhir langkahnya, ia tahu rutenya: jalan lurus dan ia tahu pasti kualitas kendarannya dengan roda anti slip.
Orang-orang smart adalah orang-orang yang punya mimpi realistis. KH. Rahmat Abdullah mengatakan bahwa mimpi merupakan pilihan klasik yang ringan modal, besar laba. Mimpi adalah modal yang mudah didapat yang bila dimanage dan djdevelope dengan baik akan memberikan keuntungan yang luar biasa. Nah, orang-orang smart tidak akan menggunakan modal terlalu banyak untuk mencari laba. Setelah memastikan mimpinya cukup realistis, ia akan mengasahnya dengan ruhiyah yang baik, mendukungnya dengan mengembangkan kemampuannya dan mempraktekannya dengan evaluasi rutin yang kerap disebut dengan muhasabah.
Andrea Hirata dalam ‘Edensor’nya mengatakan dengan sangat berani “bermimpilah, maka Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu”. Ya, orang-orang smart adalah orang yang dijauhkan dari keluhan. Ia selalu berdoa “Ya Allah, jauhkan aku dari sifat keluh kesah dan kikir”. Ia mempercayakan pengaduannya hanya kepada Allah. Hidup ini terlalu berat jika difikirkan sendirian. Maka Allah menegaskan dalam Q.S Al Ikhlas ayat dua “Allahu sshomad” Allah tempat bergantung segala sesuatu.. Yang perlu dipikirkan oleh orang-orang smart adalah bagaimana menjalankan aturan-aturan dengan sebaik-baiknya meningkatkan kualitas prosesnya dengan memperbanyak pabrik yang berkualitas mumpuni.

Rabu, 19 Maret 2008

Jika Kesempatan Kedua Datang

"Jangan sombong, Fahri. Jangan merasa benar. Allah sedang berbicara padamu tentang sabar dan ikhlas"

Kalimat di atas adalah petikan dialog Fahri dan rekannya ketika berada di penjara akibat fitnah Noura. Tentu saja catatan itu hanyalah sekelumit adegan dalam film fenomenal 'Ayat-ayat Cinta'.

Tulisan ini tidak dimaksudkan untuk mengomentari pro kontra seputar boomingnya film tersebut. Saya tertarik pada petikan dialog di atas dan mencoba menaruhnya pada dimensi lain dalam kehidupan. Betapa sebenarnya setiap detik kita adalah ujian yang mengandung muatan sabar dan ikhlas. saat kebahagiaan datang kesabaran sedang diuji. Saat kesulitan datang kesabaran juga yang sedang dibutuhkan.

Kesabaran memang dibagi tiga; sabar saat menghadapu musibah, sabar saat menghadapi kemungkaran dan sabar dalam ketaatan. Baik musibah, kemungkaran dan ketaatan adalah segala sesuatu yang menghinggapi kita manusia. Tidak jarang Allah juga menghadirkan kesempatan berulang dalam hidup kita untuk menguji apakah kita melakukan perbaikan dalam proses kehidupan kita. Meski kesempatan pertama terasa lebih heroik, tetapi sebenarnya jika kesempatan kedua datang justru merupakan ujian yang lebih berat dibanding kesempatan pertama.

Saya pernah memberikan pertanyaan kepada sejumlah remaja usia SMP dalam salah satu kegiatan Rohis di sekolah mereka. Saya tanyakan pada mereka " Jika Allah memberikan kesempatan kedua untuk terlahir kembali sebagai manusia, apa yang kalian harapkan?"
Ada dua jawaban kontras yang menarik perhatian saya. jawaban pertama dari bocah bernama Asih yang mengatakan: "Saya memilih terlahir sebagai diri saya, dalam keluarga saya seperti hari ini dengan segala yang ada pada diri saya saya rasa cukup, Mbak. selanjutnya saya akan memperbaiki akhlak saya".

Hmm...jawaban yang indah. Tentu saja jawaban ini tidak merisaukan, karena saya pun kurang lebih aka mengatakan demikian. Sebuah ekspresi kesyukuran yang tak terkira.
Jawaban kedua : " Saya memilih mati bersama ibu saya yang meninggal sewaktu melahirkan saya"

Jawaban kedua ini membuat saya bungkam. Jawaban itu keluar dari bocah bernama Sherli yang sepengetahuan saya justru merupakan tipikal remaja yang ceria, murah senyum, manis, dan sabar. Ternyata penilaian saya padanya salah besar. Mendengar jawaban yang demikian, naluri keibuan saya langsung meledak-ledak. Saya mencoba mendekati bocah itu, mencoba berbicara padanya dari hati kehati, mengajaknya ke beberapa tempat yang saya kunjungi, memboncengkannya atau memberinya hadiah-hadian kecil. Pada akhirnya saya tahu bahwa dia terlahir sebagai yatik piatu, hidup bersama neneknya dan tidak pernah merasakan kehangatan kasih sayang ibu.

"Sherli boleh bercerita apa saja pada Mbak kalau Sherli mau", kata saya suatu kali sambil membetulkan jilbabnya. Ada binar di matanya. Begitulah, setelah itu saya merasa ia adalah bagian dari apa yang juga harus saya fikirkan. Seorang adik barangkali.
Setelah itu pula ia seringkali mengirimi saya SMS-SMS atau menyampaikan tulisan-tulisannya yang kemudian saya arsipkan. Semua bercerita tentang kerinduannya akan sosok Ibu. Ada banyak pelajaran yang saya dapat darinya, pelajaran tentang ketulusan dan cinta, kasih sayang dan kesyukuran. Ada pelajaran tentang sabar dan ikhlas yang saya raut darinya.
Suatu ketika ia tiba-tiba datang ke rumah saya membawa bingkisan kecil. Begitu saya buka isinya sebuah novel tentang 'cinta ibu'. Saya merasa dia benar-benar merindukan ibunya.
"Untuk Mbak" Katanya

"Sherli ingin Mbak jelaskan isinya karena Sherli tidak mengerti apa isinya. Susah sekali memahaminya padahal Sherli dudah baca tiga kali"

Mata saya gerimis. Begitu susahkah adikku bagimu mendapatkan cinta? Saya memeluknya erat.
"Mbak sayang Sherli karena Allah", bisik saya padanya.

Kesempatan kedua. Barangkali bisa terjadi pada bagian-bagian tertentu dalam kehidupan kita. Tetapi apakah kita cukup peka memaknainya? Ada seseorang yang mendapatkan kesempatan kedua untuk belajar, untuk naik haji dua kali, untuk melanjutkan sekolah dua kali, untuk memperbaiki subuah kesalahan pada kesempatan pertama yang mungkin dulu pernah diberikanNya. tetapi jarang sekali ada kesempatan ketiga.

Bagaimanakah dengan kita jika ada kesempatan kedua datang? Kalau saya, tentu kesempatan kedua itu akan saya jalanai sebaik-baiknya, dengan tidak mengulangi kesalahan yang pernah saya lakukan pada kesempatan pertama karena bisa jadi kesempatan kedua ini adalah kesempatan terakhir yang tidak akan terulang lagi. Mulai dari azzam, niat, kesungguhan untuk mendapatkan ridhoNya. Terlepas apakah hasilnya nanti pada kesempatan kedua apa, tetapi menurut saya akan jauh lebih berarti jika saya menjalani prosedur prosesnya dengan sempurna. Bukankah itu makna taubat nasuha? Menyesali kesalahan lalu bersungguh-sungguh mengadakan perbaikan.

Apakah ada di antara kita yang mendapatkan kesempatan kedua?
Adegan kesabaran dan keikhlasan Fahri, pilihan hidup Sherli atau apa pun sikap kita menghadapi renteten kehidupan ini adalah cara Allah berbicara kepada kita tentang cintaNya. sebagian dari kita mungkin sudah cukup peka dengan satu kesempatan pertama. sebagian yang lain harus diingatkan berkali-kali agar peka denga kekuasanNya.

"Jangan sombong, Fahri", kalimat itu m,ungkin kita dengar berkali-kali tetapi jarang sekali menggetarkan hati. Kesombongan terkedang tidak tampak dan tidak disadari. Tersembunyi begitu rapi dalam lipatan hati. Di balik kesempurnaan akhlak kita ia bisa bersembunyi, membuat kita merasa benar, tidak pernah salah. Padahal hanya Allah lah yang Maha Benar, Yang Maha Tahu apakah kita sudah benar? Maka sebenarnya keluhan-keluhan kita, sekelumit kekecewaan kita atau kekesalan kita adalah juga wujud kesombongan itu.

Sikap ridho selalu beriringan dengan kesyukuran. Maka seorang mukmin yang baik adalah orang yang selalu berjalan tenang menghadapi apa pun dalam kehidupan ini tanpa mengkhawatirkan percik-percik kecil ketidaksempurnaan. Seorang mukmin adalah juga mereka yang menyandingkan keberanian (As-Sajaah), optimisme dan menelurkan keistiqomahan. Mereka yang mengiringkan khauf (ketakutan) dan raja' (harapan). Maka benarlah sebuah ungkapan yang mengatakan "Sungguh menakjubkan urusan kaum muslimin itu, Jika ditimpa musibah ia bersabar dan jika mendapat kebahagiaan ia bersyukur"

Jadi, kesempatan apa pun yang datang, adalah ruang-ruang kosong yang semestinya terisi dengan sikap positif. (Rieve)

BERSIH SAMPAI LIPATAN TERKECIL

Menurut saya, setiap detail kehidupan ada maknanya. Kita bisa belajar dari mana saja, dari apa yang kita lihat, apa yang kita dengar, apa yang kita baca, apa yang kita rasakan, dari orang-orang terdekat, dari mana saja.

Ada kebahagiaan tersendiri ketika misalnya mendapat telepon dari teman lama dan menanyakan bagaimana kabar kita. Atau sebuah SMS berisi taujih yang dikirim oleh saudara di kejauhan. Atau bahkan sekedar sapaan apa kabarmu dari teman-teman ketika bertemu. Sebentuk perhatian kecil, tapi luar biasa dampaknya bagi orang lain.

'Orang taqwa bersih hatinya sampai pada lipatan terkecil'.
Kalimat di atas adalah salah satu SMS dari seorang saudari yang dikirimnya pada suatu malam menjelang saya terlelap. Jika datang pada waktu yang tepat, pasti pesan apa pun yang tersampaikan akan langsung menuju sasaran.

Lipatan terkecil hati, bagaimana menerjemahkannya? Astagfirullah... saya bersistigfar berkali-kali menelurkan serentetan kesadaran akan deretan slide-slide khilaf dan kesalahan yang tercipta sepanjang hari ini.

Ternyata tidak mudah mendapat predikat taqwa. Tidak cukup dengan sekedar melaksanakan rutinitas ibadah, pencapaian target tilawah, shaum, baca buku, atau berbuat baik kepada sesama. Ada prasyarat terpenting, di mana kondisi hati harus bersih sampai lipatan terkecil.

Abu Bakar Sidiq ditakuti syetan karena kebersihan hatinya. Fatimah dan Ali terjaga kemurnian cintanya karena kebersihan hatinya. Kebersihan hati selalu bersinergi dengan produktifitas amal. Seseorang yang futur (menurun kondisi keimanannya-red) sedikit banyak pasti disebabkan oleh percik-percik noda yang mengharuskan pembenahan hati, sebab ada yang terserak di dalam qalbu, mesti dibenahi.

Ada dua kesempatan utama menurut saya yang bisa kita optimalkan untuk mereparasi hidup. Dua kesempatan yang PASTI mempengaruhi kualitas ketangguhan IMAN kita. Dua kesempatan itu adalah sesaat menjelang tidur dan sepertiga malam menjelang fajar. Sebelum tidur adalah kondisi di mana jiwa semestinya diserahkan kepada Allah agar saat terlelap kita tetap dijagaNya. Sesaat sebelum tidur adalah saat-saat dimana semestinya kita menghadirkan kejujuran tentang apa saja yang sudah kita lakukan sepanjang hari, apa yang belum sempat kita kerjakan, apa yang sudah diberikanNya dan apa yang harus kita perbaiki untuk esok hari. Lalu selanjutnya kita kembalikan padaNya agar DIA hadirkan keridhoanNya dan berkenan menentramkan jiwa kita dalam lelap yang berarti kematian semu.

Lalu saat-saat menjelang fajar, saatnya mngisi energi bagi jiwa untuk mengarungi kehidupan sepanjang hari. Kita tidak pernah tahu apa yang ada di hadapan kita, bahkan sedetik setelah ini pun sebuah keghoiban yang hanya Allah yang tahu. Maka saatnyalah bagi kita memasrahkan seluruh diri, jiwa, cinta, hati, harapan dan segalanya kepada Allah agar keridhoanNya pula yang mengiringi detik-detik kehidupan kita. Hingga tersematlah sebuah ketentraman seusai Qiyamullail bahwa kita telah menitipkan utuh padanya hidup kita untuk berjalan sesuai kehendakNya. Saat-saat menjelang fajar adalah juga saat doa diijabah, saat kita mengadukan segalanya dengan bebas kepada Allah Yang Maha Terpercaya, menyampaikan harapan-harapan kita, menyertakan nama-nama dan wajah-wajah saudara dalam doa-doa kita, saat menumpahkan segala ketakutan, keinginan, segalanya. Qiyamullail adalah saat paling indah untuk memaknai kehidupan. Hingga tak terbayangkan bila kita melalaikan sepertiga terakhir itu, tak terbayangkan apa jadinya andai tiada Al Quran yang tertadaburi sepanjang hari, tak terbayangkan andai Allah tidak menyediakan banyak obat hati untuk menetramkan jiwa.
'Seorang mukmin boleh saja salah atau gagal tetapi ia tidak boleh kalah, tidak boleh lemah. Ia tidak boleh menyerah. Ia harus kuat. Ia harus mampu menembus gelap agar bisa menjemput fajar'.

Ya ...Taqwa memang tidak mudah didapat, tapi wajib diupayakan, wajib dilatih terus menerus, dibasuh berulangkali. Karenanya kualitas dan kuantitas ruhiyah kita harus terus meningkat. Allahu alam bisshowab. (Rieve)

My Favourite Film

  • The Message
  • Vertical Limit
  • Turtle can Fly
  • The Kite Runner
  • The Purshuit of Happynes
  • Ie Grand Voyage
  • Sang Murabby

My Favourite Books

  • Tetralogi Laskar Pelangi
  • A Thousand Splendid Suns
  • The Kite Runner

Acara TV Favourite

  • Akhirnya Datang Juga
  • Wisata Kuliner
  • Cinta Fitri, hehehe
  • e-Lifestyle
  • Padamu Negeri
  • Apa Kabar Indonesia
  • Kick Andy
  • Todays Dialogue
  • The nanny 911

Bagaimana pendapat anda tentang blog ini?