Mari sejenak merenung tentang hidup. Deretan waktu telah memetakan usia kita hingga detik ini. Sebagian dari kita telah menempuh begitu banyak peristiwa, pergantian ujianNya yang berupa suka, duka, susah, senang, gagal, sukses, derita, bahagia, dan lain sebagainya. Jika kita perhatikan, betapa semua yang terjadi ternyata merupakan tarbiyah (pembinaan) langsung dari Allah, Zat Yang Maha Mengetahui. Tanpa sadar, hari ini kita telah sampai pada jenak usia yang tidak lagi muda. Tetapi insyaAllah sebongkah semangat masih akan terus buncah dengan pesat tatkala senantiasa kita upayakan untuk menjadi lebih berarti. Dalam kata lain, semangat yang tidak membabi buta mengurus sebagian lini kehidupan yang kecil tetapi semangat yang dikelola untuk merangkum segenap potensi yang ada pada sebanyak-banyaknya kesempatan untuk beramal shalih.
Waktu adalah bagian dari proses penyembuhan atas penyakit-penyakit ruhiyah manusia. Darinya kita bisa banyak belajar tentang hikmah setiap peristiwa. Hari ini pun kelak akan menjadi masa lalu...dan seterusnya kehidupan ini akan terpenggal oleh ajal. Setelahnya, kita hanya bisa menyesali kenapa kita tidak memperbanyak amal sholeh selama hidup di dunia. Setelahnya kita hanya bisa menangisi kelalaian kita. Setelahnya kita tidak akan bisa berbuat apa-apa selain menerima konsekwensi atas perbuatan kita di dunia. Sungguh, bukan dunia ini yang menjadi tujuan kita, tetapi kehidupan setelah kehidupan di dunia ini. Meresapi lebih dalam tugas kita sebagai manusia yang diperkenankanNya menjadi Khalifah di muka bumi ini tentu tidak sebatas memimpin diri sendiri, tetapi ada tugas yang lebih besar dari itu untuk membangun keluarga Islami, membangun masyarakat Islami selanjutnya membangun negara ini menjadi negara yang Islami, lalu membumikan Islam itu ke seluruh dunia. ya, pada intinya kita ditugaskan untuk mengemban amanah Allah agar seluruh bumi tunduk patuh kepada aturan-aturan Allah hingga tidak ada lagi fitnah di muka bumi ini, hingga tidak satu makhluk pun lagi yang mengingkari Allah, hingga seluruhnya menjadi bagian dari kehendakNya. Bukankah menyadari ini seharusnya kita berbangga, karena kitalah manusia yang dipilih Allah menjadi pejuang pembelaNya?
Adalah sebuah keniscayaan bahwa Allah memiliki kedaulatan atas segenap alam raya ini. Allah memilih kita manusia menjadi khalifah di muka bumi. selanjutnya Allah juga telah memberikan petunjuk dan aturan-aturanNya melalui Al Quran dan As-Sunnah, memberikan contoh tauladan dalam diri Rasulullah Saw. Memahami hal ini, tentu kita tidak semata diminta untuk sekedar tahu dan setelahnya cuek bebek mengetahuinya, sebab kewajiban lain setelah tahu adalah bagaimana mennerapkan pengetahuan kita untuk diamalkan. Maka membenahi diri dengan sungguh-sungguh sembari meminta pertolongan Allah untuk senantiasa menambah keilmuan kita adalah sebuah keniscayaan pula.
Rasanya sudah bukan saatnya lagi kita menyibukkan diri untuk urusan-urusan kecil tentang hal-hal sepele yang banyak membuang waktu. Kita mesti bersegera berhimpun dalam keterpaduan untuk meraih ridhoNya sesuai dengan aturan-aturan yang ditetapkanNya. Begitu banyak saudara-saudara kita yang bersusah payah memperbaiki kondisi kita agar lebih baik, tak henti mendoakan kita agar terbuka hati menerima kesadaran akan tujuan penciptaan kita, tetapi kita sendiri larut dalam keterpedayaan dunia, terlena dalam kelalaian. Betapa naifnya, Allah menanti dengan pertolonganNya tetapi kita yang hendak ditolongNya justru enggan menyambutNya. Padahal kita adalah bagian dari rancanganNya. Semoga Allah senantiasa menjaga cahayaNya dalam hati-hati kita untuk menjadi pelita kehidupan kita. Hingga kita tahu kemana sebenarnya kita harus menuju. Amin
Postingan
.jpg)
