Saudaraku,
Sesungguhnya pergiliran itu akan terus berlaku. Sesungguhnya gerakan kehidupan ini akan sampai pada titik akhirnya. Apapun yang bernama makhluk bernyawa di dunia ini, pasti akan segera kembali kepada pemilik sejatinya.
Saudaraku,
Tidak sadarkah kita, bahwa ada satu hal yang begitu dekat dengan diri kita? Tidak sadarkah kita, bahwa sesungguhnya satu hal ini akan segera mendatangi kita? Benar. Dialah kematian. sesuatu yang dekat dan pasti akan menghampiri setiap makhluk bernyawa di permukaan bumi ini. Siapapun tidak akan mengetahui kapan dirinya akan dihampiri olehnya. dan siapapun tak akan sanggup untuk menangguhkan kehadirannya ketika ketetapan itu benar-benar telah sampai pada setiap jiwa.Saudaraku,
Tidak ada alasan bagi kita untuk menghindarinya. Tidak saudaraku! Tidak ada tempat bagi kita untuk bersembunyi dan mencoba lari darinya meskipun mencoba masuk ke dalam lubang semut yang kecil dan dalam sekalipun. Saat akhirnya giliran itu tiba, maka terputuslah setiap kelezatan yang selama ini pernah kita rasakan. Semua organ tubuh kita yang ada akan berhenti bekerja. Tak akan ada lagi mata yang dahulu mampu melihat. Tak akan ada lagi bibir yang dahulu fasih berucap. Tak ada lagi telinga yang dahulu mampu mendengar, dan tak satu kelebihan pun yang dahulu pernah kita banggakan akan terlihat pada saat itu. Yang tampak kini hanyalah sesosok jasad yang pucat, dingin dan terbaring kaku, di tengah tangisan keluarga tercinta yang pernah bersamanya. Kini, tak ada satupun yang pernah ia usahakan selama hidup, ikut menemani dan berangkat bersamanya. Bahkan, tak ada satu anggota keluarga pun yang bersedia menemaninya di pembaringan terakhirnya yang gelap dan sempit nanti.
Saudaraku,
Sesungguhnya tak ada yang akan menemani diri kita dalam kesendirian di alam kubur nanti selain amal sholeh yang pernah kita lakukan selama hidup. Sesungguhnya, tak ada yang akan menerangi gelapnya pembaringan kita nanti selain perbuatan baik yang pernah langgeng selama di dunia. Dialah yang akan menjadi teman sejati dan penghibur diri kita nantinya.
Saudaraku,
Bukan panjang atau pendeknya umur yang menjadi ukuran dalam perjalanan hidup ini. Bukan pula setumpuk harta dan segudang kemewahan yang akan menjadi bekal dalam perjalanan menuju tempat peristirahatan abadi nanti. Semua itu tidak lain merupakan sarana yang semestinya mampu kita sikapi dan manfaatkan dengan baik untuk dapat mencari keridhoan-Nya, dengan menggunakannya untuk mempermudah beramal sholeh dan memperbaiki diri.
Saudaraku,
Mari kita renungi bersama sisa usia yang masih diberikan-Nya saat ini. Semoga amal sholeh yang langgeng senantiasa menghiasi sisa usia kita, dimana kemanisan ketaatan tetap dapat mengiringi ketika giliran itu akhirnya tiba dan menghampiri, dan kita pun menghadap-Nya dalam keadaan yang baik, husnul khotimah. Insya Allah..
Allahumma inna nas aluka husnul khotimah, wa na’udzubika min su’il khotimah..
Mencoba memaknai hari-hari
Sabtu, 02 Agustus 2008
Akhir Perjalanan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
MULTI INFO
My Favourite Film
- The Message
- Vertical Limit
- Turtle can Fly
- The Kite Runner
- The Purshuit of Happynes
- Ie Grand Voyage
- Sang Murabby
My Favourite Books
- Tetralogi Laskar Pelangi
- A Thousand Splendid Suns
- The Kite Runner
Acara TV Favourite
- Akhirnya Datang Juga
- Wisata Kuliner
- Cinta Fitri, hehehe
- e-Lifestyle
- Padamu Negeri
- Apa Kabar Indonesia
- Kick Andy
- Todays Dialogue
- The nanny 911
1 komentar:
Ya Rabb... kuatkan kami untuk senantiasa berada dijalan-Mu meski itu sulit...
Posting Komentar