Mencoba memaknai hari-hari

Jumat, 18 Juli 2008

Renungan Kematian

Rabbi...begitu mudahnya Engkau mengambil jika Engkau menghendaki. Rasanya baru kemarin melihatnya tertawa saat mengantar keberangkatan kami. Aku sempat bercanda dengannya. "Duh, kalau mati lampu gini, cuma wajah Dini yang bersinar, soalnya paling bening.. hehe". Lalu ketika hari ini mendapatinya terbujur kaku masih dengan wajah beningnya...airmataku bukan lagia gerimis tapi deras. Anak sebelia itu sudah kembali ke pangkuanNYA. Innalillahi wa inna lillahi rajiuun.

Berdebam-debam di hati rasanya setiap detik kematian bisa datang kapan saja, terlepas siap atau tidak siap diri kita menghadapinya. Lalu berapa lama lagi sisa usiaku? seketika membentang sederet amanah yang terlalaikan, tanggung jawab yang belum terselesaikan, janji yang belum tertunaikan, hutang yang belum terbayarkan... Rasanya jika boleh meminta, Tuhan...jangan dulu panggil aku kembali saat ini dan beri kesempatan untukku menyelesaikan segalanya.
Kematian.
Sesuatu yang pasti terjadi.
Tuhan...aku hanya sedang menghitung-hitung betapa ternyata bekalku belum cukup untuk menemuiMU.

Tidak ada komentar:

My Favourite Film

  • The Message
  • Vertical Limit
  • Turtle can Fly
  • The Kite Runner
  • The Purshuit of Happynes
  • Ie Grand Voyage
  • Sang Murabby

My Favourite Books

  • Tetralogi Laskar Pelangi
  • A Thousand Splendid Suns
  • The Kite Runner

Acara TV Favourite

  • Akhirnya Datang Juga
  • Wisata Kuliner
  • Cinta Fitri, hehehe
  • e-Lifestyle
  • Padamu Negeri
  • Apa Kabar Indonesia
  • Kick Andy
  • Todays Dialogue
  • The nanny 911

Bagaimana pendapat anda tentang blog ini?