Oleh : Rivana Usgianti, S.Si
Betapa beratnya hidup jika harus ditanggung sendirian. Hampir di setiap detiknya seolah menawarkan peluang dosa dan kesalahan. Kita akan menjadi orang yang merugi ketika tidak tahu bagaimana harus hidup. Maka mutlak bagi kita mengambil tawaranNya bahwa “Allah tempat bergantung segala sesuatu” Q.S. Al Ikhlas : 2.
Kita maklum bahwa kehidupan yang terbatas tapi sarat tanggung jawab ini dipenuhi banyak rintangan yang akan menghalangi kita mencapai sukses di dunia dan akhirat. Tetapi kita pun tahu dan sadar bahwa setiap rintangan itu pasti ada ujungnya. Selagi masih di dunia, insya Allah setiap permasalahan pasti ada penyelesaiannya. Ketika Allah menjamin hal itu, Allah menawarkan solusi berupa perolongan dariNya. Pertolongan yang hanya bisa diraih dengan sabar dan tawakkal. Betapa sempurna cintaNya. Semua kejadian dicipta untuk membuat kita menjadi mulia. Dari yang rapuh menjadi kokoh, dari yang angkuh menjadi lentur, dari yang fakir dikayakan dan dari yang sempit dilapangkan. Tetapi bagaimanapun, semua itu hanya akan disadari oleh mereka yang memiliki bashirah (ketajaman mata hati) dan bashirah hanya bisa dihidupkan dengan senantiasa memperbaharui qalbu agar cahayaNya tetap menjadi pelita.
“Bukankah subuh itu sudah dekat?” Q.S. Huud : 81. Demikianlah Allah menyapa setiap kali kita menjerit di penghujung malam mangadukan duka lara pada sujud-sujud di malam-malam yang panjang penuh keresahan. Sebuah kata kunci yang menjelaskan titik terang pengharapan sudah dekat. Bahwa ada akhir dari hari-hari yang sulit dan panjang yang kita lewati. Akhir yang penuh keberkahan. Sekali lagi kita hanya perlu bersabar sedikit lagi menuntaskan ketaatan, sedikit lagi… dan akan terasa lebih singkat dengan merapatkan kedekatan kita padaNya. Sedikit lagi…dan hanya dengan tetap setia menyerahkan seluruh pengharapan padaNya saja.
Terkadang tidak semua hal yang bisa kita hitung diperhitungkan dan tidak semua hal yang diperhitungkan dapat dihitung. Amat mudah bagi Allah untuk menunjukkan ketentuanNya. Maka bila segala kendali ada di tanganNya kenapa kita mesti merisaukannya? Bukankah sudah ada Allah yang menjamin hidup kita? Jangan sampai kebosanan kita mendahului ajal karena bisa jadi ajal itulah titik akhir yang penuh keberkahan. Bisa jadi ajal adalah pintu keluar yang terang benderang hingga ketika mencapainya kita bisa tersenyum lega dan menatap surgaNya. Setelah keletihan ini sempurna kita jalani. Allahu'alam bisshowab.