Betapa kemusliman kita adalah sebuah karunia yang tidak ternilai harganya. Dengan kemusliman itu…kasih sayang Allah melimpah ruah tanpa henti. Semakin kita syukuri, dan semakin kita renungi, maka karunia Allah akan semakin bertambah. Kasih sayang-Nya pun semakin menjadi-jadi, mengalahkan apa saja yang ada di bumi. Mengalahkan apa saja yang membungakan hati. Dan di antara kasih sayang-Nya itu adalah ketika Allah jadikan Ramadhan sebagai salah satu bulan istimewa yang membukakan pintu-pintu surga, dimana kita bisa masuk dari salah satu pintu atau bahkan dari semua pintu tatkala kita berhasil menjadi pemenang pada bulan ini.
Satu hal yang kerap kali terlupakan adalah…ketika kita terlalaikan untuk menghadap-Nya dengan utuh. Kalau kita cermati dengan jujur, kemalasan yang kadang timbul, atau melemahnya iman kita adalah karena kita salah meletakkan arah tujuan kita. Kita kehilangan peta. Kita lupa jalan hidup, alias kita melakukan aktivitas amal ibadah kita ‘not just because of YOU’ but maybe…’just because of you (you disini bisa macam-macam maknanya, tergantung faktor pemicunya, bisa jadi you-nya adalah si handsome or si beautiful, bisa jadi you-nya adalah ketenaran, bisa jadi juga keegoisan). Masya Allah…lagi-lagi pembahasannya terkait keikhlasan. Semestinya tidak ada satu penyebab pun yang membuat kita berada di jalan dakwah ini kecuali ALLAH. Hingga mulai dari kita meniatkan sesuatu, kemudian menjaga kemurnian niat itu dalam perjalanannya hingga pada akhirnya tercapainya niatan itu, bukan karena apa-apa dan bukan pula karena siapa-siapa, bukan bergantung pada kondisi apapun atau atas perintah siapapun, bukan terpengaruh oleh ajakan si anu atau ada si anu dalam barisan kita…melainkan ‘just because of YOU”.
Sederhana saja. Tapi bakal menjadi ledakan yang luar biasa hebatnya tatkala kita menyandarkan segalanya kepada ALLAH SWT. Seperti yang difirmankan ALLAH dalam QS. Al Ikhlas ayat 1-4 “Katakanlah, Allah Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. Tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Tidak seorangpun yang serupa dengan-Nya”. Tidak akan ada satu hal pun di dunia ini yang mampu mengalahkan ALLAH. Persoalannya adalah apakah kita BENAR-BENAR telah mempercayai-NYA sebagai tempat bergantung, tempat bersandar, tempat meminta, tempat mengadu, tempat utama tuk disembah dan dituju?
Salah satu indikasi kesempurnaan iman seseorang adalah ‘istiqomah’. Dan Istiqomah tidak akan pernah teraih tanpa kebergantungan yang utuh pada-Nya. Menjadikan-Nya sebagai satu-satunya ‘Illah’…hingga tidak ada satu goncangan apa pun yang mampu menyurutkan langkah. Tidak ‘perkataan makhluk’, tidak ‘fitnah’ tidak ‘caci maki’ tidak pula ‘keletihan, luka dan air mata’ yang mampu memutuskan tali kebergantungan kepada Allah. So…siapkah kita menyerahkan seluruh diri, cinta dan hati hanya pada-Nya??? Selanjutnya mempercayai-Nya sebagai YANG MAHA ESA??? Yang selalu kta taati dan tidak pernah kita duakan dalam bentuk apa pun??? (Rieve)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar