Untung Cuma ada satu hati dalam diri kita. Jika ada dua, apa jadinya? Dan yang satu-satunya itu pun susah sekali menjaganya. Bukankah demikian? Siapa pun dia, pasti pernah merasakan ulah si hati yang tidak selalu bisa sehat bila tak dijaga.
Ia rapuh, karenanya perlu disangga oleh yang Maha Kokoh, agar bila sewaktu-waktu jatuh tak perlu sampai roboh.
Ia rentan, mudah terserang penyakit dan virus. Karenanya perlu diselimuti oleh Yang Maha Menjaga, agar bila sewaktu-waktu iklim memburuk ia tak perlu sampai sekarat atau semaput.
Tapi ia juga bening dan mudah pecah, karenany perlu dibasuh berkali-kali dengan sentuhan lembut agar tak sampai berdebu dan pecah.
Ia menanggung banyak amanah, karenanya ruangannya harus lapang agar bila sewaktu-waktu isinya ditambah ia tak perlu dibedah.
Begitulah hati, racun sekaligus penawar, penyakit sekaligus obat, anugerah sekaligus amanah. Berat…namun wajib dibawa kemana-mana.
Demikianlah hati, yang memuat luka juga cinta, tawa juga air mata, sedih juga bahagia. Tempat berkca segala dosa. Tempat berhimpun setiap doa. Tempat berkata sepada Sang Maha.
Hati adalah penawar, jika ia teracuni maka rusaklah seluruh tubuhmu. Jagalah ia, sekiranya hal itu tak mudah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar